FAQ
MEDIA TANAM
Jawaban ini sangat relatif tergantung tanaman yang Anda miliki, jenis dan karakteristiknya seperti apa. Anda perlu mempertimbangkan sifat-sifat media tanam yang menyesuaikan karakter tersebut agar tanaman tumbuh baik. Silahkan pelajari perihal ini lebih lanjut dengan membaca artikel lanjutan atau berkonsultasi.
1. Memiliki porositas dan lembab
Ciri media tanam yang poros adalah jika dipegang akan gembur atau terurai dan terasa lembab, namun bukan basah. Media tanam yang poros mempunyai rongga kosong antarmaterialnya agar bisa ditembus air sehingga air tidak tergenang di dalam pot atau polibag.
Namun, di sisi lain material penyusun media tanam harus bisa menyerap air (higroskopis) untuk disimpan sebagai cadangan air dan mempertahankan kelembapannya. Dengan begitu akar tanaman bisa tumbuh dengan baik dan sempurna.
2. Memiliki unsur hara makro dan mikro
Syarat lain dari media tanam yang baik adalah memiliki unsur hara penting. Media tanam harus mengandung unsur hara bagi pertumbuhan tanaman, baik unsur makro organisme maupun mikro organisme, seperti mikrorhiza, trichoderma, rhizobium dan lain-lain.
Unsur hara tersebut sangat membantu menjaga keseimbangan biologis media tanam, yang mana akan menentukan produktivitas dan kesuburan tanaman yang akan dihasikan.
3. Mengandung 3 campuran penting
Penggunaan tanah saja sebagai media tanam dianggap tidak efektif, karena tanah tidak mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Untuk menyempurnakan media tanam, kamu bisa mencampurkan sekam bakar, pupuk kandang dan juga kompos dengan perbandingan 1:1:1. Kemudian diaduk rata sebelum diletakkan dalam pot atau polybag.
4. Bebas dari hama dan penyakit
Media tanam yang baik adalah media tanam yang bebas dari hama dan penyakit. Hama dan penyakit yang terkandung dalam media tanam dapat menyerang tanaman dan menyebabkan kematian pada tanaman.
Untuk itu sebelum digunakan ada baiknya kamu mensterilkan media tanam terlebih dahulu sebelum digunakan. Sterilisasi dapat dilakukan secara fisik seperti pasteurisasi atau istilah umumnya dikukus dibakar, maupun secara kimia dengan menggunakan pestisida.